The Secret: Law of Attraction
Setiap tahun pasti ada banyak rekomendasi buku dari orang lain, baik buku desain (yang mahal itu), novel terkenal, dan masih banyak lagi, termasuk buku-buku self-help. Dari sekian banyak buku self-help, saya sempat membaca beberapa yang populer, tetapi favorit saya masih pada The Secret. Buku yang ditulis oleh Rhonda Byrne ini tertanam dengan baik di kepala saya karena salah satu pembelajaran hidup saya saat kecil diisi dengan konten buku ini.
Jadi awal mulanya ketika saya SD, orang tua saya tiba-tiba menunjukkan DVD film The Secret, baru kemudian menunjukkan bukunya. Film dokumenternya kini bisa ditonton di Netflix. Cara adaptasinya mirip seperti isi di buku. Jadi pemikiran dan cerita hidup yang dituangkan di buku ini datang dari berbagai tokoh penting, yang paling saya ingat adalah Jack Canfield (penulis buku ikonik Chicken Soup for the Soul), kemudian dalam versi film, tokoh-tokoh ini mengemukakan isi buku secara langsung di layar.
Opening film The Secret terlihat serius, tapi karena si narator kerap menyebut “…rahasia dunia sudah terkuak!”, dan terasa tidak jelas mengarah ke mana, saya tetap simak karena penasaran. Lalu tokoh-tokoh tersebut menyatakan bahwa rahasia ini besar dalam kehidupan, memberi kebahagiaan untuk orang-orang, membuat kita bisa memiliki apa yang kita inginkan, dan segelintir kalimat-kalimat lain yang membuat saya semakin penasaran. Anak kecil ini bertanya di depan layar, “Apa rahasianya?”.
“Di mana pun Anda berada — India, Australia, Selandia Baru, Stockholm, London, Toronto, Montreal atau New York — kita semua bekerja dengan satu daya. Satu hukum. Hukum tarik-menarik. Rahasianya adalah hukum tarik menarik.” — Bob Proctor
Hukum tarik-menarik (Law of Attraction) yang disebut di sini merujuk pada hukum ketertarikan alam. Pemilihan diksi paling umumnya, mungkin kalian tidak asing dengan istilah ‘semesta mendukung’. Ketika saya dengar law of attraction untuk pertama kalinya, saya jelas tidak paham, hahaha. Tapi saya masih lanjut menyimak. Garis besarnya, The Secret mengajarkan bahwa seluruh komponen alam semesta saling ‘tarik-menarik’, yang artinya saling berkesinambungan, termasuk Anda sendiri. Pikiran Anda, kehidupan Anda, semuanya juga terkait pada semesta. Sehingga yang Anda pikirkan bisa ada pengaruhnya pada semesta, dan semesta akan merespon sehingga Anda bisa merasakan efeknya di kehidupan Anda.
Sederhananya, The Secret memberi satu cerita ilustrasi simpel dalam penerapan hukum ini. Ada cerita seorang anak kecil yang menginginkan sebuah sepeda. Setiap harinya ia membayangkan dirinya bersepeda dengan bahagia, bahkan juga menggambar sepeda impian itu di buku. Sering sekali ia mengamati sepeda ini di etalase toko, berharap suatu hari bisa membeli entah bagaimana caranya. Sampai ketika suatu hari ia kembali melewati etalase itu, sepedanya tidak ada karena sudah terjual untuk orang lain. Anak kecil ini tentu sedih sampai membuang gambarnya. Tapi setelah berpikir lagi, ia tidak bisa berhenti berharap. Gambarnya diambil lagi dari tong sampah, angannya masih berlanjut. Lalu ada suara bel di rumah, dan ketika ia buka pintu, kakeknya membawakan sepeda impian itu. Ya, sepeda itu diangkut dari etalase karena kakeknya sendiri yang membeli untuk kado anak kecil ini. Sepeda itu bisa dimiliki sesuai harapannya.
Bagi saya yang dulu masih SD, ilustrasi seperti itu bisa langsung mudah dipahami. Kalau kita semua berpikir tentang apa yang kita inginkan, semesta akan senantiasa bekerja untuk merealisasikannya. Dari poin inilah saya langsung semangat untuk mengetahui The Secret secara menyeluruh. Lanjutannya, ada berbagai cerita kehidupan nyata yang dialami langsung oleh tokoh-tokoh dalam The Secret ini, di antaranya adalah tentang bagaimana John Assaraf membeli rumah impiannya, serta bagaimana Jack Canfield mencetak uang satu juta dolar untuk pertama kali di hidupnya.
Dari banyak cerita, penjabaran rahasia, pedoman serta motivasi yang ada dalam The Secret, ini dua hal penting yang patut dipelajari:
1. Visualisasi!
Dengan konsep law of attraction ini, maka apa yang kita inginkan harus ada di pikiran kita senyata mungkin dan repetitif, prosesnya disebut sebagai visualisasi di pikiran. Nah, jika ingin proses tersebut terasa mudah, maka visualisasi perlu ada ‘fisiknya’. Misal, Anda menginginkan sebuah barang, bisa saja foto barangnya Anda pasang di layar desktop, atau ada pencapaian yang harus dikejar, tulis saja di notes dan tempelkan di pintu kamar Anda, sehingga Anda bisa melihat dan membayangkannya setiap hari. Seperti dalam cerita John Assagaf, Ia mengumpulkan foto-foto barang apa saja yang ia inginkan di sebuah papan. Setelah pindah rumah dan unpacking, ia melihat kembali papan itu dan amat terharu karena rumah yang dihuninya adalah rumah impian dia sejak lama. Dalam cerita Jack Canfield, awalnya ia ingin sekali punya uang seratus ribu dolar, dan agar mudah untuk membayangkannya, ia menulis lima angka 0 di uang satu dolar, lalu ditempel di atap kamar agar setiap hari ketika bangun tidur, ia melihat ada ‘cek’ seratus ribu dolar. Kehidupan beliau berjalan seperti biasa sampai tiba-tiba ia punya ide untuk menulis buku dan berniat untuk menjualnya. Kala itu, royalti pertama yang dihasilkan sekitar 92 ribu dolar. Ya, sudah menakjubkan meski belum mencapai angka yang diharapkan. Lalu ia menambah satu 0 lagi, bertekad ingin mendapat satu juta dolar. Dari penerbit buku Chicken Soup for the Soul, ia benar-benar dikirimkan cek satu juta dolar sebagai royalti atas bukunya yang laku di pasaran. Jadi, tidak ada salahnya untuk menerapkan visualisasi ini.
2. Semesta tidak memilah mana yang baik dan buruk
Bukan berarti semesta hanya akan mendukung pikiran yang baik-baik saja. Kembali ke pernyataan awal, rahasia ini adalah hukum tarik-menarik, pikiran manusia berkesinambungan dengan seisi alam semesta. Artinya, konteks di sini adalah apapun yang ada di pikiran, terlepas itu baik atau buruk. Misal, suatu pagi ketika Anda bangun tidur Anda sudah mengeluhkan, “it will be a bad day”, maka kemungkinan besar hari Anda benar-benar buruk. Maka dari itu, jika Anda sudah mengetahui rahasia ini, mulailah untuk selalu berpikir positif, fokus kepada hal-hal baik yang ingin Anda kejar di hidup. Buang pikiran negatif yang ada. Tips dari The Secret, jangan gunakan kata “jangan” atau “tidak” (negasi). Contohnya seperti ini; daripada berpikir “saya tidak mau kehabisan uang lalu menjadi miskin”, lebih baik berpikir “saya bisa punya penghasilan seratus juta rupiah setiap bulannya”. Beda, ya.
Sejak SD hingga saat ini, saya masih menerapkan prinsip hukum ketertarikan alam. Singkat cerita, tahun lalu (atau dua tahun lalu, ya?) saya kembali login ke akun Evernote saya. Di dalamnya ada notes yang saya tulis di tahun 2014–2015, salah satunya wishlist. Menariknya, saat dibaca kembali, saya checked semua isi di wishlist. Ya, semuanya terwujud. Jadi kalau ada yang bertanya buku self-help apa yang menarik, saya akan selalu jawab The Secret karena tidak hanya topiknya yang menarik tapi benar-benar merubah cara pandang hidup jadi jauh lebih baik. Bagi saya pribadi, belum ada buku motivasi lain yang bisa menanamkan pola pikir sejelas The Secret. Jelas bersyukur karena bisa tahu hal ini sejak kecil, tapi bagi orang-orang yang baru tahu, tidak ada kata terlambat. Tenang, saya pun masih terbuka untuk menerima rekomendasi buku self-help dari orang lain. Selamat membaca, selamat menonton, selamat belajar, semoga sukses selalu. ☺️